Rudal Perdamaian untuk Palestina - Israel

Leave a Comment



"Ayah, bolehkah aku menonton film kesukaanku?", pinta Lalong pada ayahnya. 
"Ayah nonton berita dulu ya nana," jawab om Lipus, ayah Lalong sambil matanya tak berpaling dari layar kaca.
 "Tapi kita kan sudah buat perjanjian kalau sekarang saatnya saya menonton," bantah Lalong. Om Lipus hanya diam, tak menyahut lagi kepada Lalong. Ada kekesalan di wajah anak berusia 7 tahun itu, ada air mata yang hendak tumpah, namun ia masih bisa menahannya karena malu padaku. Ia tidak mau bicara lagi. suasana pun hening. aku hanya diam.

 Berita terbaru tentang Konflik Isreael vs Palestina di Jalur Gaza yang memasuki hari kedelapan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas sampai saat ini, sudah mencapai 186 orang, Jumlah ini melebihi jumlah korban tewas dalam konflik antara Israel dan Hamas yang terjadi pada November 2012 lalu. Dalam dua serangan terpisah yang terjadi pada Senin (14/7) malam, dilaporkan 5 warga Palestina tewas. Juru bicara dinas urusan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra menuturkan, serangan udara di Rafah, Gaza bagian selatan menewaskan 3 orang, termasuk seorang anak. ( ada video bagaimana rudal-rudal Israel menghantam pertahanan Hamas dan merobohkan banyak bangunan di seputaran Gaza. juga, ada tangisan yang menyayat hati dari para korban perang). 

Kami larut dalam berita itu dan juga pikiran masing-masing. suasana mencair saat Lalong berkomentar, "aduh,,, kasian sekali orang-orang itu." Air matanya kini tumpah, dia menangis. namun ia segera menghapus air matanya agar tak terlihat oleh aku dan ayahnya. Sayangnya, dia tak menyadari kalau aku telah memperhatikannya saat ia menangis. mungkin air mata itu perpaduan antara rasa kesalnya terhadap sang ayah juga air mata duka untuk korban perang. 
 "kaka ni, apa itu rudal?", tanyanya padaku. Aku terkejut mendengar pertanyaan Lalong. 
oh,,, rudal,,,. mmm,,,, aku mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan kepada lalong tentang rudal. 
"rudal itu seperti senjata, itu loh yang sering kamu main sama teman-teman kamu itu. 
"main perang-perangan ya ka?", tanyanya lagi. 
"ia nana,,, senjata yang seperti itu." jawabku seadanya. 
"ka,,, kalau peluru benaran, orang-orang bisa mati kan?" 
 "ia lalong. seperti yang kita lihat di berita tadi. jadi nonton berita itu penting juga." 

 berita pun usai. om Lipus lalu memberikan remote kepada Lalong. "sekarang nana boleh nonton, maaf ya tadi ayah melanggar kesepakatan." 
"aku tak mau nonton lagi ayah, aku dan kaka ni mau buat rudal untuk Israel", jawabnya dengan polos. 
"oiii,,,, hebat e kamu dua. memangnya bisakah?" ledek om Lipus sambil tersenyum. 
Bisa e,,, rudal itu kan senjata toh, jadi kami mau buat senjata. 
"hahahaha,,,, om Lipus hanya tertawa. "kenapa ayah tertawa? mama sering bilang senjata kita adalah doa. nah, karena itu rudal kita adalah doa. jawaban anak itu sempat membuatku terhenyak,,,. 
oh,,, betapa pintarnya dia, bisa berpikir sejauh itu. 
tanta memang sering bilang kepadaku, enu senjata kita adalah doa. rupanya Lalong merekam dengan baik apa yang pernah didengarnya. 

 kami berdoa bersama secara singkat. 
Tuhan,,,tolonglah dunia ini
 kirimkan satu rudal perdamaian untuk Israel dan Palestina 
agar mereka tidak berperang lagi.
 biarkan damai ada di dunia ini.

  •  amin.

0 komentar:

Posting Komentar